Allah SWT mempunyai sifat Ar-Rahmân dan Ar-Rahîm, maka ketika Allah SWT menciptakan manusia Allahpun menyertakan Al-Qur’an sebagai pedoman dan petunjuk bagi kehidupan manusia. Al Qur’an menjelaskan sesuatu baik yang halal atau haram, urusan-urusan agama, pekerjaan dan tempat kembali manusia, serta menjadi petunjuk bagi hati manusia,[1] maka sudah menjadi keharusan bagi manusia untuk menjadikan Al Qur’an sebagai undang-undang utama kehidupan mereka, sebagaimana firman Allah SWT : “Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”. (QS. An-Nahl :89).[2] Adanya tuntutan untuk menjadikan Al Qur’an sebagai way of life secara otomatis adanya perintah untuk mengikuti Sunnah Rasulullah SAW (baca: Hadits), karena dengan haditslah Al Qur’an dijabarkan dan dirincikan. Al Qur’an merupakan standar yang menjadi ukuran dan tempat dasar berfikir para shahabat. [3] Cerminan dari aplikasi Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat langsung dalam kehidupan Rasulullah SAW, karena beliaulah cerminan “Al Qur’an hidup” sebagai uswah hasanah bagi umatnya, agar mereka mengikuti kehidupan dan akhlak Rasulullah SAW. “Sewaktu Aisyah RA ditanya tentang akhlak Rasululllah SAW, ia berkata : Akhlaknya adalah Al Qur’an” (HR. An Nasa’i)[4]. Al Qur’an merupakan kitab yang sempurna, mencakup segala peristiwa baik yang terdahulu atau yang akan datang, fenomena alam, kisah-kisah terdahulu, problematika manusia dan solusinya. Sebagai contoh Al Qur’an menceritakan tentang kegoncangan di hari kiamat dalam surat Az-Zalzalah, kebinasaan Fir’aun dan tentaranya yang ditenggalamkan air laut dalam surat Yunus ayat 90. Allah SWT melalui Al Qur’an surat Al Anbiya’ ayat 35 menyebutkan bahwa setiap manusia akan mendapatkan ujian berupa ujian kebaikan dan keburukan (musibah). Ketika mendapatkan musibah manusia dituntut untuk bersabar ketika mendapatkan ujian-ujian tersebut. Musibah yang terjadi pada manusia dan segala sesuatu yang terjadi merupakan taqdir dari Allah SWT. Maka apabila manusia menyadari bahwa segala yang terjadi merupakan taqdir, maka ia akan sabar dan tenang menjalani kehidupan ini, serta menikmati hakikat kehidupan tersebut.[5] Salah satu do'a yang diajarkan oleh Rasulullah saw agar jiwa kita tenang dan tenteram adalah doa agar Al Qur'an menjadi penawar hati yang menghilangkan segala gundah gulana : ...?????????? ??????? ????? ???? ????? “…Aku memohon Engkau ya Allah dengan segala asma milik-Mu, yang Engkau memberi nama diri-Mu atau Engkau ajarkan kepada seorang makhluk-Mu, atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau Engkau khususkan untuk diri-Mu sendiri dalam ilmu ghaib ; Hendaklah Engkau jadikan Al-Qur ‘an sebagai penyejuk hatiku, cahaya di dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku”(HR. Ahmad 1 / 39 dan di shahihkan oleh Al-Albâni). |
Sabtu, 07 Januari 2012
AL QUR'AN SEBAGAI PENENANG HATI DAN PENYEJUK JIWA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
subhanallah..alhamdulillah ..makasih infoya mas..oia,,klo bs minta hurup arabnya sekalian ya..jgn trjemahanny doank
Posting Komentar